Technology Acceptance Model (TAM)

Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, di antaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut [1]. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensidimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user).
Model ini menempatkan faktor sikap dari tiaptiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu:
1. Kemudahan penggunaan (ease of use)
2. Kemanfaatan (usefulness)

Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna [1].

Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).

Penelitian ini menggunakan 5 (lima) konstruk yang telah dimodifikasi dari model penelitian TAM sebelumnya yaitu: Persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), Persepsi Terhadap Kemanfaatan (Perceived Usefulness), sikap penggunaan (Attitude Toward Using), perilaku untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention To Use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (Actual System Usage).

1. Persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use (PEOU))

Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan [1].  Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi:
a. Komputer sangat mudah dipelajari
b. Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna
c. Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna
d. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan

2. Persepsi Tentang Kemudahan Penggunaan (Perceived Usefulness (PU))

Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya [1].  Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi:

a. Efektivitas, meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan.

b. Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas.

3. Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using (ATU))

Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya [1].  Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif  (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components)[6].

4. Perilaku Untuk Tetap Menggunakan (Behavioral Intention to Use (ITU))

Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.  Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain [1]. Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk mengetahui Actual Usage [2].

5. Kondisi Nyata Penggunaan Sistem (Actual System Usage (ASU))

Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi [1].   Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan [4].

Sumber:
[1] Davis, Fred D., 1989, “ Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease o f Use”, http://wings.buffalo.edu/mgmt/courses/mgtsand /success/davis.html, (retrieved 23 Desember 2005)

[2] Malhotra, Yogesh & Galetta, Dennis F., 1999, ”Extending The Technology Acceptance Model to Account for Social Influence”

[3] Nasution, Fahmi Natigor, “Teknologi Informasi Berdasarkan Apek Perilaku (Behavior Ascpect)”, USU Digital Library, http://library.usu.ac.id  (retrieved 16 Januari 2006)

[4] Tangke, Natalia, 2004, “Analisa Penerimaan Penerapan TABK dengan Menggunakan TAM pada BPK-RI”, http://puslit.petra.ac.id  (retrieved 21 Februari 2006)